#5BukuDalamHidupku Who Moved My Cheese?

Sabtu, 16 November 2013

Judul               : Who Moved My Cheese?
Penulis            : Spencer Johnson
ISBN              979-20-2425-5
Tahun Terbit    : 1999
Penerbit           : Elex Media Komputindo

Saya mengetahui buku Who Moved My Cheese? dari salah satu sahabat terdekat saya. Meminjam bahasa anak sekarang, saat itu saya sedang galau tentang segala hal. Tentang pekerjaan, cinta, dan cita-cita. Bukannya memberikan 'wejangan' seperti biasanya, dia malah berkata, "Sudah pernah baca buku Who Moved My Cheese?" 
"Hah? Buku apa tuh?" tanya saya.
"Baca aja bagus untuk memotivasi diri kita, tidak hanya urusan cinta tapi juga bisa diaplikasikan dalam pekerjaan," tukasnya panjang kali lebar.

Oke. Sesegera mungkin saya mencari buku ini di toko buku. Karena buku yang direkomendasikan sahabat satu ini selalu berharga untuk dibaca. Alhamdulillah, itu buku masih ada stoknya. Uwooo...ternyata best seller lho. Biyuh biyuh, kok saya gak pernah denger tentang buku ini sebelumnya ya *kemana aja neng :D

-----000-----

Buku Who Moved My Cheese? menceritakan tentang dua tikus dan dua kurcaci. Dua ekor tikus yang bernama Sniff (endus) dan Scurry (lacak) mengajarkan tentang bagaimana pola pemikiran yang sederhana. Berbeda dengan kedua kurcaci, Hem (kaku) dan Haw (Aman), mereka berdua memiliki kelebihan yaitu akal pikiran yang cerdas serta emosi yang kompleks sebagaimana seorang manusia, dibanding dengan dua tikus sudah jelas dua kurcaci ini lebih unggul. 

Ketika mereka terjebak dalam situasi sulit dalam labirin yang sama Sniff dan Scurry menunjukkan keunggulan daripada Hem dan Haw . Yaitu saat persediaan cheese (makanan) habis. Sniff dan Sucrry menggunakan metode trial and error dalam mencari cheese. Mereka berdua berlari dari satu lorong ke lorong lainnya untuk menemukan cheese. Jika lorong itu kosong, maka mereka akan berbalik arah dan mulai mencari lorong lainnya lagi dengan mengingat lorong mana saja yang tidak menyimpan cheese. Mereka sering kali gagal dan mungkin lebih banyak gagalnya dibandingkan keberhasilan dalam mencari cheese. Namun meski kerap menabrak tembok yang buntu, mereka terus berusaha semaksimal mungkin. 

Sedangkan Hem dan Haw, menggunakan kemampuan berpikir dan belajar dari pengalaman mereka. Namun justru kelebihan tersebut menjadikan mereka menjadi tidak mau berusaha dan bersikap apatis. Ketiadaan cheese bukannya disikapi dengan baik dan terus berusaha seperti kedua tikus. Hem dan Haw malah saling menyalahkan satu sama lain, dengan dalih: “kenapa kamu terlalu banyak memakan cheese hingga sekarang ini habis!”

Di akhir cerita, dapat diketahui bahwa sebuah pemikiran sederhana dengan disertai kerja keras dapat mengalahkan sifat cerdas namun tidak melakukan tindakan apapun. Sniff dan Scurry unggul dari Hem dan Haw bukan karena kepintaran mereka, namun disebabkan mereka mau menerima keadaan yang sulit dengan terus menjalaninya hingga berhasil.

Sniff dan Scurry mau berubah menyesuaikan diri dengan perubahan sekitar, sementara Him dan Hew tetap terpaku pada kesuksesan masa lalu mereka tanpa menyadari bahwa itu semua telah berubah. Seperti ucapan Thomas Alfa Edison, bahwa Jenius itu 99% kerja keras dan hanya 1% bakat. Dengan kerja keraslah maka seseorang akan berhasil, meski dilahirkan sebagai orang bodoh sekalipun

-----000-----

Dalam buku Who moved my cheese? ini mengajarkan kepada saya agar menyikapi sebuah perubahan dengan menjalaninya terlebih dahulu. Dalam hidup akan selalu ada perubahan, entah itu dalam pekerjaan, kehidupan emosional dan yang lainnya. Perubahan hidup menuntut kita untuk selalu menyesuaikan diri. Bukan perubahan yang menyesuaikan dengan kita. Kalau kita tidak mau menyesuaikan diri dengan perubahan, justru kita yang akan tertinggal dan pada akhirnya tidak akan mendapatkan apa pun. 

Jalani, berdoa dan ikhtiar, InsyaAllah semua bisa diatasi dengan baik. So, mau berubah kawan?

Jumlah kata : 532
Diikutsertakan dalam #5BukuDalamHidupku


1 komentar on "#5BukuDalamHidupku Who Moved My Cheese?"
  1. Ternyata emang keren bukunya. Aku jadi pengen baca juga nih, tapi pasti sekarang susah ya nyarinya. Buku lama soalnya.

    BalasHapus