Judul : Bahagia Ketika Ikhlas
Penulis : Rena Puspa
Penerbit : Elex Media
Jenis : Non fiksi
Hal : 186 hal
Tahun : 2014
ISBN :
978-602-02-4557-7
“Anaknya berapa, Mbak?” tanya seorang Ibu pada saya beberapa
bulan lalu.
“Belum dikasi, Bu. Masih diminta bersabar,” saya menjawab sambil tersenyum.
Pertanyaan-pertanyaan
di atas sudah menjadi makanan saya jika bertemu dengan orang-orang yang baru.
Lalu apa yang saya rasakan ketika pertanyaan sejenis ditujukan kepada saya?
Sakit hatikah? Enggak tuh. Toh, itu pertanyaan yang wajar. Sedih? Iya, sedikit
sedih kalau mengingat usia pernikahan yang hampir menginjak 4,5 tahun dan belum
ada tanda-tanda kehamilan sedikit pun.
Menjadi seorang ibu pasti adalah dambaan banyak wanita yang telah menikah. Hamil, melahirkan, dan menimang bayi, impian yang sangat wajar bukan? Ketika saya dan banyak wanita di luar sana berharap akan anugerah indah tersebut, sebagian wanita yang lain (dan telah menjadi Ibu) meributkan (serta saling bully) tentang persalinan normal dan melalui operasi cesar, pemberian ASI dan susu formula, dan belum lagi tentang Ibu bekerja dan ibu rumah tangga.
Menjadi seorang ibu pasti adalah dambaan banyak wanita yang telah menikah. Hamil, melahirkan, dan menimang bayi, impian yang sangat wajar bukan? Ketika saya dan banyak wanita di luar sana berharap akan anugerah indah tersebut, sebagian wanita yang lain (dan telah menjadi Ibu) meributkan (serta saling bully) tentang persalinan normal dan melalui operasi cesar, pemberian ASI dan susu formula, dan belum lagi tentang Ibu bekerja dan ibu rumah tangga.
Ketika
membaca hal-hal yang diributkan tersebut membuat saya bertanya-tanya dalam
hati, mengapa para wanita ini meributkan hal-hal seperti itu, sadarkah mereka di luar sana banyak sekali wanita yang menginginkan posisi mereka, menikah dan memiliki putra? Sadarkah mereka bahwa wanita-wanita tersebut rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya? Bahkan sempat terlintas dalam benak saya, kalau dengan dibully kemudian saya bisa mendapatkan keturunan, no problemo deh kayaknya haha.
Ketika membaca buku Bahagia Ketika Ikhlas, pandangan saya menjadi sedikit berbeda terhadap para ibu yang saling nyinyir tersebut. Di dalam buku ini terdapat bab pendahuluan yang berisi tentang bagaimana wanita memerlukan altualisasi diri yang berimbang dalam hidupnya. Halini untuk menghindarkan dari kecemasan yang berlebihan dalm menjalankan peran ganda dalam kehidupan.
Pada bab 2 dan 3 dijelaskan dengan gamblang tentang penyebab stres baik secara hormonal mau pun eksternal pada Ibu. Jujur penjelasan secara teoritis ini tidak pernah terpikirkan oleh saya. Jadi ketika membaca saya dengan senang hati, ber-Oh-Oh ria. Oh ternyata begini, oh begitu to haha.
Pada bab berikutnya, peulis memberikan pemahaman bahwa menjadi Ibu yang apa adanya adalah hal terbaik bagi si bu dan orang-orang di sekelilingnya. Yup, terkadang kita berusaha sebaik mungkin untuk melakukan tugas kita, tetapi kita lupa keterbatasan kita sebagai manusia itu nyata.
Dua bab terakhir adalah akan menuntun kita untuk bisa menerima diri dan berbahagia dengan jalan ikhlas. Tidak hanya kebahagiaan yang bisa diraih tetapi juga kesuksesan dunia akhirat bisa kita raih dengan keikhlasan. Yang saya suka, penulis menitikberatkan doa sebagai pembuka kebahagiaan. yang saya catat baik-baik adalah tips dan trik berdoa efektif, yaitu minta, yakin, dan terima. Penasaran? Yuk, dibaca buku yangso pinky ini :)
iya ya, mba. padahal di luar sana banyak yang pengen punya anak tapi belum kesampaian. tapi yang dikasih malah saling bully. :(
BalasHapusWell that will be good story with some solid learning moral lesson to learn from this. I hope that this book will be available soon in the market so that I can purchase.
BalasHapusTop 10 online casinos in Indonesia - Kadang Pintar
BalasHapusIn the gambling industry, there are more than 500 slot 인카지노 games that can be played for 샌즈카지노 real money. And it's a growing trend kadangpintar and more popular with gamblers worldwide