The Feast of Roses : A Novel

Sabtu, 05 Oktober 2013

Judul               : The Feast of Roses
Penulis            : Indu Sundaresan
Tahun Terbit   : May 2004
Tebal              : 416 halaman
ISBN             : 0743456416
Penerbit          : Washington Square Press

The Feast of Roses adalah buku kedua dari trilogi Taj Mahal karya Indu Sundaresan. Jika dalam novel pertama menceritakan tentang Mehrunnisa, sejak awal kelahiran hingga dewasa. Pergulatan takdirnya yang luar biasa hingga bisa menjadi istri ke-20 Sultan Jahangir. Novel kedua ini  menceritakan lika-liku kehidupan Mehrunnisa, yang sudah mendapat gelar Nur Jahan (Cahaya Dunia), dalam menggapai ambisinya untuk mendapatkan harta dan kasih sayang sang sultan.

Mehrunnisa memang luar biasa, dia menjadi istri ke-20 dan juga sebagai istri terakhir yang dinikahi Sultan Jahangir. Menjadi istri di sini diartikan sebagai menikah secara resmi ya, kalau selir sultan sih banyak sekali. Konon, Mehrunnisa juga satu-satunya istri yang dinikahi karena cinta bukan karena kepentingan politik semata. Dan yang lebih menghebohkan, Mehrunnisa dinikahi ketika sudah menjadi janda anak satu dan berusia 34 tahun. Sungguh ketidaklaziman untuk saat itu.

Masuknya Mehrunnisa ke harem kesultanan tentu saja mendapat banyak tentangan, tentangan terbesar berasal dari Ratu Jagat Gosini. Sejak mereka masih remaja, mereka memang sudah tidak suka satu dengan yang lain. Bisa terbayang kan bagaimana sengitnya perebutan kekuasaan antara mereka. Mehrunnisa pun harus menghadapi tentangan dari perdana menteri yang dikarenakan kasih sayang yang luar biasa dari sultan untuknya. 

Membaca The Feast of Roses ini membuat saya merinding. Bagaimana tidak, Mehrunnisa tidak hanya cantik, akan tetapi juga cerdas luar biasa. Dia tidak perlu mengiba untuk mendapat cinta sang sultan, justru suktan yang membutuhkan kehadirannya. Sultan membutuhkan Mehrunnisa bukan hanya sebagai wanita, tetapi juga teman berdiskusi untuk segala hal. Karena itu timbullah rumor yang tidak-tidak karena perhatian sultan tersebut. Penjabaran kisah kasih diantara sultan dan Mehrunnisa juga luar biasa. Duh, ngiri deh jadinya haha. Ibaratnya semua ada digengaman Mehrunnisa.

Selain menceritakan tentang kekuasaan Mehrunnisa yang bisa memerintah kesultanan di balik cadar, dalam buku ini juga diceritakan tentang kejatuhan Mehrunnisa setelah Sultan Jahangir meninggal. Sebenarnya Mehrunnisa sudah berusaha sudah berusaha untuk bisa mempertahankan kekuasaannya dengan cara menikahkan putrinya Ladli dengan Pangeran Khurram, raja berikutnya. Tapi apa mau dikata, rencananya tidak berjalan dengan baik.

The Feast of Roses adalah salah satu novel berlatar sejarah yang paling bagus yang pernah saya baca. Sepengetahuan saya, Indu Sundaresan, si penulis mempelajari sejarah India selama bertahun-tahun untuk bisa menulis Trilogi Taj Mahal ini. Dan memang ya hasilnya pun bagus banget. Dari mulai latar cerita, deskripsi kejadian bahkan emosi tokoh pun terasa sangat hidup. Karena saya sangat suka buku ini, jadi maaf, menurut saya gak ada kekurangannya haha.
3 komentar on "The Feast of Roses : A Novel"
  1. Mehrunnisa memang luar biasaaa..jadi inget novel Taj mahalku...resensi ituuu ahhh...hehehhe..pinjemmm buku ini dong mbaaa hwakakkak

    BalasHapus
  2. jadi penasaran, apalagi seri kisah2 raja india dan keluarganya. kayaknya menarik ya, mba? antri pinjem aahh :D

    BalasHapus
  3. aku baru baca yg tajmahal....dan dari resensi ini buku feast of roses sama menariknya ya....

    BalasHapus