Judul : Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Penulis : Tere Liye
ISBN : 9789792279139
Tebal : 512 halaman
Terbit : Januari 2012
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis:
Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, maka setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali dalam setiap detik, 300 kali dalam semenit, 18.000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari-semalam, seseorang entah di belahan dunia mana, berbinar, harap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasaanya.
Apakah Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah ini sama spesialnya dengan miliaran cerita cinta lain? Sama istimewanya dengan kisah cinta kita? Ah, kita tidak memerlukan sinopsis untuk memulai membaca cerita ini. Juga tidak memerlukan komentar dari orang-orang terkenal. Cukup dari teman, kerabat, tetangga sebelah rumah. Nah, setelah tiba di halaman terakhir, sampaikan, sampaikan ke mana-mana seberapa spesial kisah cinta ini. Ceritakan kepada mereka.
-----000-----
Novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merahmemang bukan novel terbaik Tere Liye. Tapi menurut saya novel ini pantas untuk dibaca. Setting novel di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Langsung saja saya semakin tertarik. Pontianak adalah kota kelahiran saya. Dari segi setting, sangat mendukung sekali. Hal-hal yang berkaitan dengan kota ini digali dan dituturkan dengan apik. Bahkan saya baru mengetahui arti kata 'Pontianak' dari novel ini hehe. Hal-hal sederhana dan kehidupan sederhana penduduk lokal yang mencari nafkah dari menyewakan sepit untuk menyeberang pun diceritakan dengan detil. Bagaimana penduduk asli kalimantan berinteraksi dengan pendatang yang dalam hal ini beretnis Cina pun memperlihatkan kerukunan. Mengangkat kearifan lokal memang tidak ada matinya.
Gaya bahasa Bang Tere pun sangat mudah dipahami. Puitis dan dalam. Mengajarkan makna cinta melalui tokoh Pak Tua. Wow banget deh, bisa menjabarkan makna kehidupan dengan apik melalui kata-kata. Terkesan tidak menggurui. Kegalauan hati Borno, sang tokoh utama, bisa digambarkan dengan kata-kata khas anak muda, dan yang paling saya suka, tidak lebay. Biasanya kan untuk menunjukkan kegalauan cinta, sering banget memakai kata-kata yg berlebihan untuk mengungkapkannya.
Perjalanan cinta Borno dan Mei itu kesannya romantis walau gak ada kata-kata "I love You' haha. Sekali lagi jauh banget darikata lebay haha. Selain menceritakan kehidupan Borno dan perjalanan cintanya. Novel ini pun menceritakan kehidupan Pak Tua yang sangat beragam. Walau terkesan overdosis untuk tokoh Pak Tua, tapi masih oke kok.
Kalau ada kekurangan pada tokoh ini adalah konflik yang terlalu biasa, entak mengapa saya kok tidak begitu suka dengan konflik antara Borno dan Mei yang dikarenakan masa lalu orang tua mereka. ALur penceritaan di awal pun terlalu lambat, agak bertele-tele. Tapi mendekati 1/3 bagian, kita sudah mendapat suguhan yang asyik banget. Jangan berfikir kalau novel Kau, Aku, dan Sepusuk Angpau Merah ini melulu tentang cinta ya, ada humornya kok. Dan sukses membuat saya tertawa terpingkal-pingkal dengan kekonyolan para tokoh.
Sudah siap menikmati novel ini? Persiapkan cemilan ya, 512 halaman bok hehe.
sepertinya bukan genre fave saia:) buku-buku sejenis ini cepat membuat saya mengantuk, membacany jg dengan men-skip beberapa halaman whehehe....
BalasHapussaya belum menamatkannya.. masi di kisah awal-awal Borno mengambil alih kelotok Pak Tua :D
BalasHapusaku belum baca sampe kelar, wehehe :D khas lokalitasnya memang kerasa banget.
BalasHapusHantu to pontianak tuh...?
BalasHapusAku suka tulisannya Mas Tere Liye... baru baca tiga bukunya sih. Penasaran yang ini juga, tapi waktu liat tebel langsung ciut :D
hm... jadi pengen baca juga niih... kapan2 nyari aaah... :)
BalasHapusbuku yg wajib dibaca. cerita cinta yang berbeda dari biasanya! keren
BalasHapusYet it is precisely this capacity that is of curiosity in terms of|in relation to} evaluating knowledge or correcting errors. Injection molding machine manufacturer Steinl has found a approach to join even older machines to a communication network. Communication is essential, and this additionally applies to machines, for the reason that} capacity of machines to communicate has economic advantages. However, this first requires a common linguistic basis, because of|as a result of} then the machines can be utilized significantly efficiently. The paradigm shift for our CNC machining planet calls for new spanking new|for brand new} meals for thought – additionally within the plastics and rubber business.
BalasHapus