Mehrunnisa The Twentieth Wife

Minggu, 16 Juni 2013

Mehrunnisa The Twentieth Wife dimulai dengan cerita tentang kelahiran tokoh utama wanita yaitu Mehrunnisa. Mehrunnisa lahir di tengah gurun pasir ketika keluarganya melarikan diri dari Persia karena terjerat hutang. Kondisi keluarganya saat itu sangat mengenaskan. Pakaian mereka kotor, jangankan untuk membeli pakaian, uang untuk membeli makanan pun mereka tak punya. Yang tersisa hanya uang sebanyak 4 keping mohur (uang emas; mata uang saat itu) dan itu pun rencananya akan digunakan sebagai biaya ijin masuk mereka sekeluarga ke kerajaan Mughal. Ditengah semua keprihatinan itu, lahirlah Mehrunnisa, anak keempat dari pasangan Ghias Beg dan Asmat, yang arti dari namanya adalah Matahari Para Wanita.
Seharusnya kelahiran seorang anak disambut dengan sukacita, tetapi tidak demikian dengan kelahiran Mehrunnisa, ayahnya merasa sedih dan bingung bagaimana untuk membiayai hidup mereka berempat apalagi dengan bertambahnya satu anak lagi. Bahkan saat itu mereka ditampung di perkampungan orang miskin, karena tidak ada yang mau memberikan pekerjaan kepada Ghias Beg, demi melihat bajunya yang compang-camping.
Hingga suatu hari Ghias Beg bertemu dengan Malik Masud, seorang saudagar. Ketika melihat Ghias, Malik langsung bertanya siapa Ghias, karena dia merasa aneh melihat seorang pria kotor yang bertutur kata halus. Karena saat itu yang bertutur kata halus adalah keturunan bangsawan. Setelah mendengar penjelasan Ghias dan bagaimana mereka dirampk dalam perjalanan mereka menuju ke kerajaan Mughal, Malik menawarkan Ghias sekeluarga untuk ikut dalam rombongannya yang juga akan menuju kerajaan Mughal.
Sejak itu, Ghias sekeluarga melakukan perjalanan bersama rombongan Malik Masud. Tetapi kondisi Mehrunnisa semakin memprihatinkan, mereka tidak mempunyai cukup uang untuk membayar ibu susu baginya, sedangkan ibunya sendiri tidak bisa memberikan susu dikarenakan kondisi tubuhnya yang tidak sehat. Ghias tidak mungkin meminta pertolongan dari Malik, karena dia tidak mau berhutang budi lebih banyak terhadap lelaki itu. Karena itu diputuskanya untuk menaruh Mehrunnisa di tepi jalan dengan tujuan ada yang menemukannya dan mau menampungnya.
Nasib baik berpihak terhadap Mehrunnisa, ia ditemukan oleh Malik Masud, dan saudagar itu mengenali kalau bayi mungil itu adalah putri dari Ghias Beg. Pada malam harinya, Malik memanggil Ghias untuk menemuinya dan menitipkan seorang bayi untuk dipelihara oleh Ghias dan istrinya, serta memberikan uang untuk biaya pemeliharaannya, dan tentu saja hal itu membuat Ghias terkejut, karena bayi itu adalah putrinya, Mehrunnisa.
Nasib keluarga mereka berubah ketika Ghias diperkenalkan kepada Akbar, raja Mughal saat itu. Akbar menyukainya dan memberikan pekerjaan serta rumah untuknya di kerjaan tersebut. Dari tahun ke tahun, kepercayaan Sultan Akbar terhadap Ghias bertambah dan itu juga berarti bertambah pula kekayaan bagi Ghias. Keluarganya tidak lagi kekurangan, bahkan tergolong kaya.
Mehrunnisa tumbuh menjadi gadis yang pintar dan cantik. Sejak usianya 8 tahun, ia sudah menarik perhatian Padshah Begam, Ratu Mughal yang bernama Ruqayyah. Sang ratu meminta Mehrunnisa untuk datang ke istananya setiap hari. Disanalah Mehrunnisa bertemu dengan Pangeran Salim, sang putra mahkota. Mereka saling jatuh cinta. Sangat disayangkan saat sang Pangeran berkehendak menikahi Mehrunnisa, gadis itu sudah ditunangkan oleh Sultan Akbar dengan Ali Quli, prajurit yang juga berasal dari Persia. Pernikahan itu bertujuan untuk mengikat kesetiaan Ali Quli terhadap kerajaannya.
Apa yang sudah diputuskan oleh Sultan, tidak bisa dibatalkan lagi. Walau tanpa cinta akhirnya Mehrunnisa menikah dengan Ali Quli. Pernikahan mereka tidak berlangsung dengan baik, karena Mehrunnisa tidak bisa memberikan keturunan laki-laki. Mehrunnisa mengalami dua kali keguguran dan pada kehamilan ketiga, bayi tersebut selamat tetapi yang lahir adalah bayi perempuan. Anak perempuan saat itu dipandang tidak berharga karena tidak bisa meneruskan nama keluarga.
Ali Quli yang ambisius bermaksud memberontak terhadap kekuasaan raja yang baru, Sultan Jahangir, yang sebelum menjadi raja adalah Pangeran Salim.Karena kecerobohannya, Ali Quli membunuh Gubernur Bengal, Koka, yang juga merupakan saudara angkat dari Sultan. Ali Quli pun terbunuh di saat insiden tersebut. Beruntung sekali Mehrunnisa ditolong oleh salah satu prajurit untuk bersembunyi dari amukan prajurit Koka yang marah.
Setelah semua membaik, Mehrunnisa kembali mengabdi pada Janda Sultan, Ruqayyah. Dia menghabiskan waktu senggangnya dengan membuat ghahara (baju bagi kaum wanita India) bagi para wanita di istana. Hingga suatu hari dia dipertemukan kembali dengan Salim yang sudah menjadi Sultan. Pertemuan ini direncanakan oleh Ruqayyah, untuk mendapatkan pengaruh kembali di istana.
Cinta lama itu bersemi kembali, Sultan Jahangir pun berkeinginan memperistri Mehrunnisa. Tetapi niat itu selalu dihalang-halangi oleh Jagat Gosini, sang permaisuri. Jagat Gosini melihat ancaman yang besar dalam diri Mehrunnisa berkaitan dengan kedudukannya sebagai wanita paling berpengaruh di kerajaan saat itu. Ketika Sultan Jahangir mengatakan dengan tegas keinginannya terhadap Jagat Gosini untuk menikah dengan Mehrunnisa, Jagat Gosini tidak dapat menolak, keinginan Sultan adalah perintah yang harus dipatuhi.
Tetapi pada saat Sultan Jahangir menyatakan keinginannya untuk membawa Mehrunnisa sebagai selir, Mehrunnisa menolaknya. Mehrunnisa tidak mengatakan alasan mengapa dia menolak lamaran Sultan. Dia ingin Sultan mengetahuinya sendiri. Mehrunnisa yang sudah lama mengabdi pada Ruqayyah, Janda Sultan yang dulunya adalah Ratu Mughal, tahu dengan pasti bahwa seorang selir tidak memiliki posisi apa pun di istana. Dia ingin diperistri oleh Sultan, dengan kata lain menjadi ratu di istana walaupun bukan sebagai permaisuri. Setelah Sultan mengetahui maksud Mehrunnisa, dia pun segera menyiapkan semua yang diperlukan untuk memboyong calon istri barunya tersebut, termasuk membangun istana indah untuk Mehrunnisa.
Mehrunnisa pun resmi menjadi istri keduapuluh dari Sultan Jahangir, Raja Kerajaan Mughal di India dan mendapat gelar Nur Jahan, yang berarti cahaya dunia.
Tulisan ini disertakan dalam 2012 End of Year Book Contest

10 komentar on "Mehrunnisa The Twentieth Wife"
  1. Complicated bgt ya ceritanya. Tapi kayakny seru deh..

    Makasih uda ikutan 2012 End of Year Book Contest :D

    BalasHapus
  2. Oya mba Esti, karena masalah internet sya baru bisa kasih tahu sekarang.
    Untuk bisa gabung BBI caranya disini http://sinopsisuntukmu.blogspot.com/2012/10/saya-blogger-buku.html

    BalasHapus
  3. wah kontes kayak gini ada ya ternyata

    BalasHapus
  4. sepertinya kisah dari negeri sebelah iia.. india.. hmm.. jadi penasaran ;(

    Belajar Photoshop

    BalasHapus
  5. Kontes blog seperti ini jarang saya ketahui Mba, dan ternyata ada ya. Semoga kontesnya sukses ya.

    Salam wisata

    BalasHapus