Shadow Princess: A Novel

Senin, 07 Oktober 2013

Judul             : Shadow Princess: A Novel
Penulis          : Indu Sundaresan
ISBN            :1416548793
Tebal            : 352 halaman
Tahun Terbit : 2010
Penerbit        : Qanita

Jahanara adalah putri pertama Sultan Shah Jahan, sultan yang membangun Taj Mahal. Selain sebagai putri pertama, Jahanara juga putri kesayangan sang sultan. Ketika Mumtaz Mahal, istri tercinta sang sultan meninggal ketika melahirkan anak ke-14, Sang Sultan tidak ingin lagi kehilangan orang-orang yang disayangi. Karena itulah dia tidak mengijinkan Jahanara menikah. Padahal sebelum ibundanya meninggal, Jahanara sudah diberitahu oleh sang ibunda, bahwa ia akan dinikahkan dengan seorang bangsawan bernama Mirza Najabat Khan. Dan ketika pada akhirnya Jahanara dan Mirza Najabat Khan saling jatuh cinta dan terlibat hubungan, sehingga lahirlah seorang putra. Sang sultan tetap tidak ingin melepaskan putrinya untuk menikah. Dari sepenggal cerita diatas saja sudah terlihat bahwa sang sultan orang yang sangat egois ya. 

Shadow Princess atau puteri bayangan memang menceritakan Jahanara sebagai tokoh utamanya. DIa disebut seperti itu karena dia memang bayangan ibunya bagi sang sultan, bayangan ayahnya karena selalu mengikuti ayahnya kemana pun, serta bayangan bagi pria yang dicintai dan anak yang dikasihi. Hidupnya hanya sebagai bayangan bagi orangorang terdekatnya. Walau pun demikian dia memiliki kekuasaan yang besar di istana ayahnya.

Buku ini merupakan buku ke-3 dari Trilogi Taj Mahal. Sekali lagi Indu Sundaresan mengangkat tokoh yang sangat jarang diangkat dalam cerita India. Jahanara anya disebut sekali dua kali dalam buku sejarah India. Tapi Indu dengan apik bisa mengetengahkan karakter Jahanara. Jahanara digambarkan sebagai seorang wanita cantik, cerdas dan berkarakter. Dan mungkin saja jika dia terlahir sebagai pria, dia yang akan mewarisi tahta berikutnya. Percintaan antara Jahanara dan Mirza pun dapat dinikmati dengan baik. Indah tapi tidak vulgar. Romantis yang tidak berlebihan.

Dalam buku ke-3 ini pun diketengahkan tokoh Mehrunnisa, walau pun porsinya sangat sedikit. Mungkin saja tokoh ini ditampilkan untuk membuat benang merah dengan dua buku terdahulu. Kalau mau jujur, dibanding kedua buku terdahulu, novel Shadow Princess ini tidak begitu bagus. Kecemerlangan Indu meracik konflik pada kedua novel sebelumnya tidak terlihat nyata pada buku ke-3 ini. Jadi yah, saya menjadi agak bosan ketika membacanya, banyak halaman yang saya skip karena penjelasan yang terlalu bertele-tele. Walau pun demikian, dengan membaca novel ini kita jadi tahu hal-hal yang terjadi setelah pembangunan Taj Mahal yang tersohor itu.

Setelah merampungkan ketiga novel trilogi Taj Mahal, saya tidak hanya bisa membayangkan kesultanan yang maha kaya dengan banyaknya batu mulia yang dihasilkan, tetapi juga kengerian yang luar biasa. Karena setiap anak lelaki sultan, baik itu berasal dari permaisuri, selir atau pun gundik, bisa mengklaim tahta. Sehingga sultan yang berkuasa pun harus menyingkirkan tidak hanya saudaranya tetapi juga anak dan ayahnya. Duh, ngeri banget ya. Belum lagi persaingan di harem kesultanan. Hidup yang sangat penuh intrik, lalu dimana letak kebahagiaan bagi mereka? Harta dan kekuasaankah?

1 komentar on "Shadow Princess: A Novel"
  1. Novel ini luar biasa bwt saya,indu Menceritakan kisah sejarah ini begitu apii dan menarik..saya sudah baca 2 novelnya benar-benar luar biasa...

    BalasHapus