Judul : Shopaholic Ties The Knot
Penulis : Sophie Kinsella
Tahun Terbit : 2003
ISBN : 9792206604
Tebal : 574 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Becky diibaratkan seorang wanita yang sangat beruntung, memiliki pekerjaan yang menyenangkan, tunangan pengusaha sukses, dan sebentar lagi menikah. Uh uh impian para gadis banget yak. Etapi, hidup gak selamanya senang, justru ketika tanggal pernikahan mereka ditentukan, hidup seperti dijungkirbalikan bagi Becky dan Luke.
Ibu Luke yang telah meninggalkannya sejak kecil, kembali setelah Luke dewasamengecap kesuksesan. Nah, gara-gara calon mertua ini Becky pusing tujuh keliling, karena beliau menginginkan pesta pernikahan itu sesuai dengan keinginannya. Tentu saja Becky kelimpungan karena dia pun punya keinginan yang lain. Dan masih diperparah dengan masalah...tanggal pernikahan yang ditentukan ibu Luke di kota sama dengan tanggal pernikahan yang ditentukan orang tua Lucy di desa. OMG!
Permasalahan seputar pernikahan semakin meruncing ketika ibu Luke melibatkan media sebagai ajang promosi untuk pencitraan bagi dirinya sendiri. Masih ditambah dengan masalah teman Becky yang juga menjadi beban Becky. Bagaimana akhir cerita? Tentu saja happy ending sodara-sodara hehe
Shopaholic Ties The Knot atau kalau dialihbahasakan Si Gila Belanja Akhirnya Kawin Juga. Novel ini termasuk chicklit (chick literature), dengan ciri khas bahasa dan bahasan yang ringan, memang dikhususkan untu menghibur. Setahu saya novel ini merupakan rangkaian/sa;ah satu seri Sophaholic Sophie Kinsella, tapi cuma buku ini yang saya punya *ini aja dikasih wkwk. Awalnya saya agak merendahkan novel dengan genre chicklit, seperti novel yang ditulis main-main. Karena lama setelah memilikinya baru saya baca, itu juga dikarenakan buku bacaan stoknya habis *nyengir. Eh, ternnyata perkiraan saya salah, chicklit ini walau belum masuk novel wajib baca, bisa dikategorikan novel yang serius dalam penggarapannya. Alur yang ditampilkan walau sangat sederhana tapi juga penuh kejutan yang tidak disangka-sangka. Setting cerita pun saya anggap cukup untuk sebuah novel. Cukup detil tapi tidaak berlebihan.
Untuk kamu yang suka novel serius, sesekali boleh deh baca novel chiclit seperti ini untuk selingan. Gak bakala berasa rugi kok. Asal jangan keseringan aja, ntar jatuhnya suka berkhayal haha.
Post Comment
Posting Komentar