Judul Buku :
Macaroon Love – Cinta Berjuta Rasa
Penulis : Winda Krisnadefa
Penyunting : Rini Nurul Badariah
Halaman : 264 halaman
ISBN : 978-602-9225-83-9
Magali dengan semua keanehannya adalah hal
pertama yang terlintas dipikiran saya setelah selesai membaca novel Macaroon
Love ini. Bagaimana tidak aneh. Mulai dari namanya, Magali, bukanlah nama yang
lazim bagi seorang gadis, bahkan untuk digunakan sebagai nama tokoh dalam novel
sekali pun. Kemudian dari selera makannya yang tak biasa. Walaupun di dalam
novel hanya dicontohkan bagaimana Magali suka mencocol kentang goreng pada es
krim, itu sudah cukup membuat para pembaca tahu akan keunikannya itu. Masih
diperkuat dengan cerita tentang latar belakang keluarganya yang tidak lazim.
Lengkaplah sudah.
Dari awal, sosok Magali memang sudah menarik
perhatian dengan semua ketidaklaziman dalam dirinya. Bahwa dia begitu membenci
namanya, memanggil ayahnya hanya dengan menyebut nama, dan sikapnya yang apatis
terhadap segala hal.
Karakter yang ditampilkan pada tokoh Magali,
bisa dikatakan sebagai cerminan anak muda jaman sekarang. Yang selalu galau
dalam segala hal. Merasa cukup berpuas diri dengan apa yang diraih saat ini,
padahal dia bisa mendapatkan hal yang lebih baik jika dia mau berusaha.
Saya memberikan tiga bintang dari lima bintang
untuk novel Macaroon Love ini. Kelebihan dari novel ini, antara lain:
Satu, Cerita yang simple dan menggunakan
bahasa yang sederhana pula. Walau pun di beberapa bagian ada percakapan antara
Magali dan Beau, sepupunya, yang memakai bahasa Inggris. Tetap saja cerita ini
mengalir dengan apik.
Dua, Penokohan yang menarik. Para tokoh dalam
novel ini sungguh menarik hati. Mulai dari Magali, Beau yang tampan tapi
kolokan, Nene, si nenek yang nyentrik, Jodhi yang gaul dan berusaha menjadi
ayah yang baik bagi Magali. Dan tentu saja, Ammar, si perfect guy. Semua tokoh
diceritakan dengan semua kelebihan dan kekurangan layaknya manusia.
Tiga, Dunia kuliner yang diceritakan dalam
novel ini, membuat orang yang membaca jadi bertanya-tanya, apa benar ada chef
yang bernama ini, bekerja di sini, dan spesialisasinya di situ. Membuat saya
langsung searching di google deh. Jadi tambah pengetahuan tentang kuliner dan
pernak-perniknya. Hal ini menunjukan kalau si pengarang melakukan riset yang
cukup mendalam untuk memperkuat cerita.
Sedangkan kekurangan pada novel ini menurut opini
saya:
Satu, Konflik yang ditampilkan terlalu datar.
Hanya pada konflik pada si tokoh utama, Magali. Bagaimana dia membenci namanya,
mengapa ibunya meninggal dan hal-hal lain terkait dirinya. Cerita akan lebih
sedap jika menampilkan konflik yang juga melibatkan tokoh lain. Seumpamanya,
Magali yang didesak untuk segera menikah oleh neneknya. Karena bagaimana pun
juga, konflik adalah ruh dari cerita di novel. Karena dalam dunia nyata pun,
kita pasti bersinggungan dengan kepentingan orang-orang di sekitar kita, bukan?
Dua, Tokoh Ammar yang ditampilkan memang
menarik, tetapi apakah tidak terlalu kebetulan jika tokoh ini tiba-tiba datang
begitu saja. Apalagi masih ditambah dengan sosoknya yang sempurna. Latar
belakangnya juga tidak jelas. Seakan-akan si Ammar ini memang dimunculkan
sebagai malaikat penolong bagi Magali. Walau pun ini hanya fiksi, menurut saya
harus ada alasan yang logis untuk semua hal.
Tiga, penekanan sosok Magali yang aneh
sebenarnya sudah dapat banget dengan semua kebiasaannya yang tidak lazim.
Penggambaran wajah yang tak biasa tapi menarik. Saya pikir tidak perlu lagi
ditambah-tambah dengan kata aneh . Aneh itu kesan yang ditampilkan konotasi.
Seandainya aneh diganti dengan kata lain, semisal unik pada beberapa bagian.
Saya kira cerita yang ditangkap akan lebih manis.
Secara keseluruhan, novel Macaroon Love ini
cocok banget dibaca sebagai pengisi waktu. Cerita yang lucu, ide yang segar
bisa memantik syaraf kita untuk rileks sejenak. Menikmatinya sambil minum kopi, pasti asyik banget.
Suka sama resensinya. Lengkap mbak, tapi tetap bikin penasaran :)
BalasHapusMoga sukses yaa
wah ada ratingnya segala.. kayak goodreads ya.. keren blognya :)
BalasHapusresensinya jg oke nih :)