Perjalanan Hati, Menapaki Jejak Masa Lalu

Selasa, 31 Desember 2013

Judul Buku                :  Perjalanan Hati
Penulis                        :  Riawani Elyta
Penerbit                      :  Rak Buku
Terbit                         :  Cetakan I, Mei 2013
Tebal Buku                :  iv + 194 halaman
ISBN                          :  602-175-596-0

Masa lalu, setiap orang pasti memilikinya, entah itu masa lalu yang ingin terus dikenang atau pun yang ingin dilupakan. Demi menapaki masa lalu itu pula, Maira meminta ijin kepada Yudha, suaminya, untuk dapat mengangkat ransel lagi menaiki Anak Gunung Krakatau.

Yudha merasa aneh dengan keinginan Maira tersebut, karena Maira sudah berjanji bahwa perjalanannya 9 bulan sebelum pernikahan mereka adalah untuk yang terakhir kalinya. Dan kecemasan semakin menjadi ketika dia teringat bahwa manta kekasihnya, Donna, menemui Maira ketika Yudha sedang tidak ada di rumah. Pertanyaan tentang apa yang telah disampaikan Donna kepada Maira merupakan mimpi buruk yang terus menghantui Yudha sejak saat itu. Sekali lagi jawabannya adalah masa lalu.
Masa lalu yang disembunyikan Yudha dari Maira bagaikan bom waktu yang siap meledak kapan pun. Di saat Yudha mulai was-was akan masa lalunya, Maira justru mengalami kegamangan hingga memutuskan untuk menjajaki hatinya kembali pada laki-laki dari masa lalunya, Andri.

Di novel Perjalanan Hati ini si penulis dengan apik menata lika-liku perjalanan hati para tokoh utamanya. Dialog yang terjadi antar tokoh bahkan dialog pada diri tokoh itu sendiri membuat kita semakin mengenal karakter yang ingin ditampilkan dalam cerita.

Maira yang dalam kekalutannya setelah mengetahui rahasia masa lalu Yudha bisa bersikap seolah-olah semua baik-baik saja. Yudha yang tampak tenang walau telah mengetahui maksud dari keinginan istrinya ketika meminta ijin untuk pergi. Donna, wanita yang digambarkan sebagai sosok yang kuat tetapi malah terjerumus emosi sesaat hingga menyebabkan keretakan rumah tangga Yudha-Maira. Dan Andri, lelaki petualang yang menantang untuk ditaklukan.

Penulis sangat piawai dalam membangun karakter para tokoh terutama Andri. Andri ini merupakan tokoh yang sangat menarik menurut sudut pandang saya. Petualang sejati yang tidak bisa terikat ruang dan waktu, tentu saja pembaca bertanya-tanya hubungan seperti apa yang akan terjalin kembali antara Andri dan Maira setelah pertemuan mereka itu. Apakah Maira sanggup menolak pesona lelaki ini?

Novel Perjalanan Hati mengetengahkan persoalan keluarga yang bisa terjadi dalam pernikahan mana pun. Kekecewaan tak terbendung terhadap pasangan yang membuat mereka ingin kembali ke masa lalu dapat menghantarkan pada konflik yang berkepanjangan.

Selain cover dengan warna lembut yang memikat, novel ini juga sarat dengan deskripsi latar yang yang menarik. Contohnya deskripsi tentang Gunung Anak Krakatau, ketika membacanya seakan-akan kita pun bisa merasakan debu-debu yang begitu banyak di sekitar kita. Pemilihan kata/diksi juga terkesan puitis.

Walau pun novel ini memiliki banyak kelebihan, ada beberapa hal yang membuat saya merasa agak janggal. Novel ini berbahasa Indonesia, akan tetapi mengambil bahasa asing ‘chapter’ yang berarti ‘bab’ pada setiap penggalan adegan. Juga pemilihan istilah atau bahasa asing yang belum familiar bisa ditambahkan berupa catatan kaki atau arti setelah kata tersebut. Semisal pada kalimat “...jaket ber-capuchon...” (hlm. 43). Dan setahu saya, dialog si tokoh pada diri sendiri (biasanya dalam hati) seharusnya ditulis dalam kalimat yang dimiringkan, tetapi pada novel ini banyak sekali dialog yang tersebut yang masih memakai huruf tegak, sehingga kadang membingungkan. Beberapa kejanggalan yang saya rasakan bukan semata kesalahan penulis, tapi lebih pada editorialnya (maaf lo ya). 

Akhir cerita adalah antiklimaks yang begitu cepat setelah klimaks yang mendebarkan. Seakan-akan masalah sudah harus selesai sekarang dan semua baik-baik saja. Juga agak mengganjal. Dan interaksi yang sangat sedikit antara Maira dan Ibra dalam perjalanan tersebut padahal keduanya bersaudara.

Yang perlu digarisbawahi dari konflik rumah tangga antara Yudha dan Maira adalah memendam masalah sendiri dalam sebuah rumah tangga adalah keputusan ang salah. Mungkin ingin tampak kuat dan tegar tapi hal itu justru dapat membuat hubungan tidak lagi harmonis. Komunikasi adalah hal utama yang harus tetap dijaga .

20 komentar on "Perjalanan Hati, Menapaki Jejak Masa Lalu"
  1. pengen banget bisa baca buku ini mbak. gutlak ya mbak ;)

    BalasHapus
  2. iya, kalo masalah rumah tangga dipendam sendiri apa jadinya ya?

    BalasHapus
  3. hm... jadi penasaran dg klimaks & antiklimaksnya.. hehe...
    siip resensinya mbak Esti... semoga sukses dg lombanya yaa.... :)

    BalasHapus
  4. Produktif juga ya Mbak Riawani Elyta ini. Satu pun karyanya belom ada yang saya baca :( terima kasih bocorannya Mbak. Masalah rumah tangga emang selalu menarik.

    BalasHapus
  5. intinya, masalah komunikasi ya, Mbak..
    aku jg ikutan lomba resensi yg ini.. jadi, moga sukses bwt kita berdua ya.. :)

    BalasHapus
  6. Mbak Riana udh byk jg ya Mbak bukunya, spt mas Belalang, aku jg blm punya sebiji pun, hiks jd pgn baca jg nih... Apik Mbak resensi nya :)

    BalasHapus
  7. Resensi memikat Jeng Esti, menyiapkan setiap pembaca pada perjalanan hati masing-masing. Sukses ya Jeng

    BalasHapus
  8. Suka sekali melihat sampulnya Mbak Esti. Bikin hati hangat memandangnya. Memang lah ya, setiap masalah dalam rumah tangga selayaknya dibicarakan secara terbuka ya. Kalau dipendam sendiri akhirnya makan dalam deh :)

    BalasHapus
  9. aku sudah baca :) sudah resensi tapi lupa ikutan lomba ini, hehe

    BalasHapus
  10. Belum sempet baca novel yg ini Mbak aku Mbak... tapi jadi penasaran gara2 baca resensi ini.

    BalasHapus
  11. Selamat mbak, jadi salah satu pemenangnya

    BalasHapus
  12. wiiiii...mb Lyta bukunya bermunculan terus nih, jadi penasaran juga setelah baca resensinya mba Esti ini, apalagi ada bumbu setting tempatnya yg sepertinya sayang utk dilewatkan ;)

    BalasHapus
  13. Pertama kali datang kemari. Keren blognya. :)

    BalasHapus
  14. makasih mbak.. blognya keren,, jadi tau banyak tentang kepenulisan dari sudut pandang pembaca.. suka!

    BalasHapus
  15. pengen beli buku nya. . salam Sukses

    BalasHapus